Lembaga Literasi Dayak Raih Peringkat Keempat Penerbit Buku Terbaik Bidang Ketahanan Pangan Nasional 2024
Pengumuman ketika Lembaga Literasi Dayak (LLD) mendapatkan penghargaan dari Perpustakaan Nasional tahun 2024. ist. |
Jakarta —
Pada ajang Pekan Penghargaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (SSKCKR) 2024 yang digelar oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), LLD meraih peringkat keempat sebagai Penerbit Buku Terbaik dalam kategori Ketahanan Pangan.
Penerbit Dayak berprestasi nasional
Didirikan oleh Masri Sareb Putra dan Dr. Herkulana Merkarryani pada November 2015, Penerbit LLD mencatatkan prestasi yang cukup mengesankan di tingkat nasional.
Baca Folklor Etnis Dayak: Sarawak Terdepan
Buku berjudul Strategi Ketahanan Pangan
Utama Indonesia pada Era Liberalisasi Perdagangan karya Dr. Harin Tiawon,
S.E., M.P., dosen Universitas Palangka Raya, terpilih sebagai salah satu buku
terbaik tahun ini dalam kategori ketahanan pangan.
Buku tersebut dinilai unggul dalam mengulas tantangan
strategis ketahanan pangan nasional dalam konteks liberalisasi perdagangan
global. Penulisnya, Dr. Harin Tiawon, adalah akademisi yang aktif dalam
penelitian ketahanan pangan dan kebijakan publik.
“Puji Tuhan, buku hasil penelitian dan riset saya ini
akhirnya mendapatkan penghargaan,” ujar Harin, istri dari tokoh kehutanan
Rawing Rambang, saat dihubungi Kamis, 19 September 2024.
Konten kearifan lokal diakui nasional
Penghargaan diserahkan pada Rabu, 18 September 2024 di Gedung Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. SSKCKR 2024 mengusung tema “Melangkah Bersama, Membangun Kreativitas Anak Bangsa” yang menekankan pentingnya kolaborasi antara penulis, penerbit, dan perpustakaan dalam memperkuat budaya literasi Indonesia.
Baca Terjemahan Buku Filsafat Dayak ke Bahasa Malaysia: Kolaborasi Intelektual Lintas Sempadan
Dalam bukunya, Harin menjelaskan bahwa pertumbuhan permintaan pangan nasional terus meningkat, dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan perubahan pola konsumsi.
Di sisi lain, kapasitas
produksi nasional cenderung stagnan karena berbagai kendala struktural dan
lingkungan. Buku ini memuat analisis dan strategi menghadapi tantangan tersebut
secara berkelanjutan.
“Ini menjadi kebanggaan karena menunjukkan bahwa karya olo
itah (orang Dayak) diakui di level nasional,” tambah Harin.
Pilar literasi dari Kalimantan untuk nusantara
LLD bukan sekadar penerbit. Lembaga ini membangun ekosistem literasi Dayak melalui pembinaan penulis, editor, dan konten lokal. Fokus mereka pada literasi berbasis kearifan lokal terbukti menarik perhatian nasional.
Capaian tahun ini menempatkan LLD sebagai satu dari 9.996 penerbit
aktif di Indonesia yang mampu bersaing dengan konten khas dan bernilai.
Baca Sayembara Cerpen Dayak Bertema Tembawang Masuki Tahap Penjurian
Selain Masri dan Herkulana, LLD didukung oleh para munsyi,
penulis, dan cendekiawan Dayak, antara lain Liu Ban Fo (Munaldus), Prof. Dr.
Suriansyah Murhaini, Dr. Mugeni, Dr. Petrus Gunarso, Dr. Ir. Rawing Rambang,
Heru Susanto, M.Th., Paran Sakiu, M.Pd., Dr. Wilson anak Ayub, dan Dr. Patricia
anak Ganing dari Malaysia.
Dengan kolaborasi tersebut, LLD memperkaya literasi
Indonesia melalui pendekatan akar rumput yang kuat serta visi kebangsaan yang
luas.
Tentang SSKCKR dan peran strategis literasi nasional
SSKCKR adalah program tahunan Perpusnas yang bertujuan
mendokumentasikan seluruh karya cetak dan rekam bangsa. Kegiatan ini merupakan
implementasi dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya
Cetak dan Karya Rekam.
Kategori penghargaan tahun ini mencakup Hak Asasi Manusia,
Kesehatan Mental, Ketahanan Pangan, dan Perubahan Iklim. Penilaian dilakukan
oleh tim juri yang terdiri dari akademisi dan praktisi dari berbagai bidang.
Baca Logo, Literasi, dan Cita-Cita Besar LLD : Ketika Burung Enggang Terbang Tinggi Mencengkeram Buku
SSKCKR juga menjadi pengingat pentingnya mendokumentasikan
kekayaan intelektual Indonesia melalui kerja sama antara pemerintah, penerbit,
penulis, dan masyarakat luas.
Komitmen LLD untuk masa depan literasi
Melalui penghargaan ini, Lembaga Literasi Dayak semakin mengukuhkan posisinya sebagai pilar penting dalam penguatan budaya literasi di Indonesia.
Capaian prestasi ini menjadi motivasi bagi LLD untuk terus menghasilkan karya-karya bermutu yang berbasis budaya lokal, relevan secara nasional, dan berdampak pada masa depan generasi muda Indonesia.
-- Rangkaya Bada