Pelestarian Warisan Budaya Lewat Bengkel Bepantun Iban 2025
Dr. Patricia Ganing menyerahkan 2 buku kepada seorang penulis hebat Sarawak.yang pernah menjadi guru bagi Jimbun Tawai. Disaksikan oleh direktur Tun jugah foudation. Ist.
SIBU, SARAWAK - LiterasiDayak: Bengkel Bepantun Iban 2025 sukses digelar pada 26 hingga 27 Juli 2025 bertempat di Rumah Panjang Tuai Rumah Rantai, Sekuau, Sibu.
Acara ini diinisiasi oleh Persatuan Bakat Dayak Sarikei dan diikuti oleh 70 peserta dari berbagai penjuru Sarawak. Para peserta terdiri dari penulis muda, guru, aktivis bahasa, serta pencinta sastra dan budaya tradisional Dayak, khususnya puisi berpantun dalam bahasa Iban.
Baca Pemetaan Penulis Dayak dan Buku Ber-ISBN Mencapai Lebih dari 2.347 Judul
Dalam sambutan pembukaannya, YB Christopher Gira, Anggota Dewan Undangan Negeri Tamin, menyampaikan bahwa warisan puisi tradisional seperti pantun memiliki nilai budaya yang sangat tinggi dan perlu terus dilestarikan.
Menurutnya, pantun bukan sekadar bentuk sastra lisan, tetapi juga mencerminkan identitas, nilai-nilai moral, serta cara berpikir masyarakat Dayak. Oleh karena itu, upaya seperti bengkel ini menjadi sangat penting dalam menjaga kesinambungan budaya dari generasi ke generasi.
Selama dua hari pelaksanaan, para peserta diperkenalkan pada sejarah, fungsi, serta teknik berpantun dalam bahasa Iban. Mereka didorong untuk menggali pengalaman dan inspirasi dari lingkungan mereka sendiri dalam menyusun bait-bait pantun yang indah dan penuh makna.
Baca Buku Terbaik Abad 21 versi Pembaca The New York Times: Potret Selera Baca Global
Para pemateri yang terdiri dari penulis senior dan tokoh budaya Iban turut membagikan pengalaman serta strategi dalam mempopulerkan sastra Iban di ruang-ruang akademik dan publik, baik lokal maupun nasional.
Latihan berpantun juga disertai dengan diskusi-diskusi mendalam tentang simbolisme, gaya bahasa, serta tantangan regenerasi dalam sastra lisan Dayak.
Pertemuan Intelektual dan Promosi Pendidikan
Salah satu momen istimewa dalam bengkel ini adalah penyerahan dua buku terbitan Lembaga Literasi Dayak Kalimantan oleh Dr. Patricia Ganing kepada pendidik dan penulis kenamaan, Cikgu Jimbun Tawai. Buku Filsafat Dayak dan Kumpulan Puisi: Suara Pasrah dari Gua Niah masing-masing mewakili dua ranah penting: pemikiran filsafat dalam konteks lokal dan ekspresi estetika dalam bentuk puisi.
Buku-buku tersebut merupakan sumbangan penting dalam pengembangan literasi dan dokumentasi kebudayaan Dayak modern.
Dr. Patricia Ganing, yang juga dikenal sebagai penggiat pendidikan dan budaya lintas Kalimantan dan Sarawak, menggunakan kesempatan tersebut untuk memperkenalkan Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK). Lembaga ini merupakan perguruan tinggi yang didirikan untuk memperluas akses pendidikan bagi masyarakat Dayak di Kalimantan Barat.
Dalam penjelasannya, Dr. Patricia menyebut bahwa ITKK tidak hanya berfungsi sebagai institusi akademik, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran budaya dan pemajuan literasi berbasis komunitas Dayak.
Sayembara Cerpen Dayak Bertema Tembawang Masuki Tahap Penjurian
Bengkel Bepantun Iban 2025 berhasil menciptakan ruang pertemuan antara intelektual kampus dan intelektual kampung. Lebih dari sekadar pelatihan sastra, acara ini membangun jembatan budaya dan pendidikan antara Sarawak dan Kalimantan.
Kegiatan semacam ini membuktikan bahwa warisan budaya Dayak, jika dirawat dan dikembangkan secara kolaboratif, dapat menjadi kekuatan dalam membentuk generasi yang cerdas, kreatif, dan berakar kuat pada identitasnya.
-- PG/Tim LiterasiDayak