Gnōthi Seauton!

Gnōthi seauton, Dayak, komodifikasi budaya, literasi Dayak, Aeschylus, Socrates, Plato, hingga Sarah Ida Shaw, Eleanor Dorcas Pond

  • Batu Narid di Batu Ruyud Fe' Milau, Krayan Tengah, Kalimantan Utara.

Dekat bukit Parnassos, Yunani. Ada sebuah kuil. 

Pada pronaos (depan pintu gerbang) Kuil Apollo di Delphi, itu. Dahulu kala tertulis: “gnōthi seauton”.

Apa makna “bahasa dewa” itu? Maknanya sangat sangat dalam. Artinya: kenalilah dirimu! Banyak pemikir tingkat dewa telah menggunakan istilah itu, dalam pelbagai konteks. Mulai dari Aeschylus, Socrates, Plato, hingga Sarah Ida Shaw dan Eleanor Dorcas Pond (1904). 

Mengenal diri sendiri adalah mengenal asal usul. Terutama menyangkut silsilah, klan, etnik, bahasa, dan budaya. Karena itu, seseorang yang tidak mengenal asal usul, terutama menyangkut silsilah, klan, etnik, bahasa, dan budaya menjadi luntur kualitas etnisitasnya.

***

UNTUK itulah kanal berita dan informasi yang tengah Anda baca ini, ada. Sekaligus berada. 
Baca LiterasiDayak


Rasa-rasanya, kami perlu menjelaskan sedikit duduk perkaranya. Juga apa yang menjadi maksud tujuannya. Agar Pembaca mafhum. Syukur, jika ada yang merasa bisa, menuliskan tentang sukunya.

Haruslah diakui bahwa kini Dayak telah maju dalam berbagai aspek. Selamat tinggal citra peyoratif di masa lalu. Kini, di era modern, selamat tinggal segala hal yang merendahkan, memarginalkan, serta upaya menjadikan etnis penghuni asli bumi Borneo itu hanya penonton pembangunan di daerahnya. 

Memahami mendalam "siapa diri kita" maka kerja sama yang erat, sinergis, dan upaya konkret dapat dilakukan. Sehingga kita bisa menjaga alam dan budaya masyarakat Dayak serta melestarikannya bagi generasi mendatang. 

Juga selamat tinggal Dayak menjadi objek kajian serta komodifikasi budaya oleh antropolog dan penulis asing. Kini Dayak harus ditulis oleh orang Dayak. Sedemikian rupa, sehingga sudut pandang menjadi lain. Sejarah Dayak harus ditulis orang Dayak sendiri. Juga nasib Dayak harus ditentukan Dayak sendiri.

Dayak, dalam hitungan belasan tahun semenjak reformasi, 1998, telah bermetamorfosis sebagai sebuah etnis yang berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan etnis lainnya.

Ditilik dari berbagai macam sudut, memang Dayak luar biasa berkembang. Ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, dan politik sungguh membuat decak kagum: semua orang Dayak bisa tampil pada aras puncak. Bahkan, tidak sedikit orang Dayak menjadi “raja” di daerahnya. Mereka sudah tidak ingin lagi raja dari luar memerintah dan menguasai daerahnya karena di antara mereka memang ada yang mampu dan cakap dalam banyak hal, termasuk pemerintahan.
Baca Literasi Dayak

Untuk memahami lebih baik perkembangan masyarakat Dayak, penting untuk memahami sejarah, tradisi, dan budaya mereka dengan lebih mendalam. Ini akan membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang telah memengaruhi perkembangan mereka dari masa ke masa.
Baca juga Yupa, Bukti Literasi Di Kalimantan Sejak Abad 4 Masehi

Dalam menghadapi ancaman terhadap alam dan budaya Dayak, penting untuk mengidentifikasi peran pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan individu dalam menjaga dan melestarikan alam dan budaya. Bagaimana peran mereka dalam mengatasi tantangan ini? Apakah ada upaya konkret yang sedang dilakukan?

Mengenai upaya investor yang mencoba mengubah hutan menjadi hutan tanaman industri, perlu dibahas lebih lanjut tentang kebijakan lingkungan dan upaya hukum yang ada untuk melindungi hutan dan lingkungan Dayak. Apakah ada organisasi lingkungan yang berusaha melindungi hutan Borneo? Apa dampak dari kebijakan tersebut terhadap masyarakat Dayak? 
Baca Labeling "Dajak" Di Masa Lalu

Salah satu cara untuk mengatasi ancaman terhadap alam adalah melalui pendidikan dan kesadaran lingkungan. Bagaimana masyarakat Dayak dan masyarakat umum dapat lebih diberdayakan untuk menjaga lingkungan dan budaya mereka sendiri? Apakah ada program pendidikan atau kesadaran lingkungan yang sudah ada atau yang bisa dikembangkan?

Mengatasi ancaman terhadap alam dan budaya Dayak tentu memerlukan kerja sama antara masyarakat Dayak, pemerintah, LSM, dan individu. Bagaimana cara membangun kolaborasi yang kuat dan solidaritas di antara semua pihak yang peduli terhadap isu ini?
Baca Partai Persatuan Daya (K)

Dengan lebih memahami mendalam "siapa diri kita" maka kerja sama yang erat, sinergis, dan upaya konkret dapat dilakukan. Sedemikian rupa, sehingga kita bisa menjaga alam dan budaya masyarakat Dayak serta melestarikannya bagi generasi mendatang. 

Ini adalah tantangan besar. Meski demikian, dengan kesadaran dan tindakan bersama, tekad bersama pasti bisa menjadi kenyataan.
Baca artikel terkait ini Post Truth

Gnōthi seauton mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan antara pemahaman diri pribadi, pengetahuan tentang sejarah dan budaya, dan penghormatan terhadap akar-akar kita. Hal ini dapat membantu seseorang dan komunitas tetap terhubung dengan warisan budayanya. Seraya terus berkembang dan tumbuh sebagai individu. (Rangkaya Bada)
LihatTutupKomentar