Mugeni: Buku sebagai Kado
![]() |
|
Sosok berkacamata yang merintis jejak di dunia dengan sekuntum kisah. Sebuah kisah yang dimulai dari gulungan kertas takdir, melahirkan pria dengan hati penuh semangat. Sebagai seorang penulis, Mugeni mengarungi samudra kata-kata dengan dayung ketekunan. Dalam perjalanannya yang penuh warna, ia telah menyentuh banyak hati dengan kata-kata yang mengalir bagai sungai kehidupan.
Baca https://www.literasidayak.com/2023/05/literasi-dayak.html
Lahir di Pangkalan Bun, tahun 1959, namun Mugeni adalah sebuah nama yang mencerminkan keunikan. Nama yang diambil melalui permainan nasib, sebuah momen magis dalam hidupnya. Dalam namanya terkandung makna yang mendalam, seolah menjadi cikal bakal perjalanan hidupnya yang tak terduga.
Sejak kuliah di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, semangatnya untuk menjadi penulis telah menyala. Ia menulis di berbagai koran lokal, mengukir jejak kata-kata yang menggugah.
Namun, puncak perjalanan karyanya datang pada tahun 2014, ketika buku perdana berjudul Berbagi dengan Sesama: Memberi dan Menerima terbit. Buku ini bukan hanya sekadar kumpulan kata, tetapi juga kristalisasi pemikirannya tentang banyak hal. Paradoks bahasa yang ia gunakan dalam karyanya membuat orang penasaran, menciptakan aliran keunikan dalam setiap kata yang ditulisnya.
Namun, yang paling menginspirasi dari Mugeni adalah keberhasilannya dalam mengekspresikan keindahan dalam hal-hal sederhana. Ia memahami bahwa sebuah karya tak harus megah atau penuh dengan tokoh terkenal untuk memiliki makna. Keseharian dan kesederhanaan bisa menjadi lanskap yang luar biasa jika dilihat dengan mata hati yang bijak. Penulis sejati adalah yang mampu mengolah hal-hal biasa dengan cara yang istimewa.
Selain kecintaannya pada dunia tulis-menulis, Mugeni juga memiliki latar belakang pendidikan hukum yang kuat. Gelar S-1 dan S-2 di bidang Hukum Tata Negara menjadi bekalnya, sementara gelar doktor diraihnya di Universitas Jayabaya, Jakarta.
Selama perjalanannya dalam dunia akademik dan profesional, ia juga aktif di berbagai organisasi dan menjabat dalam posisi strategis di pemerintahan daerah.
Pada tahun 2016, Mugeni diangkat menjadi penjabat Bupati Barito Selatan, sebuah tantangan baru yang tak pernah ia duga. Meskipun tinggal jauh dari rumahnya di Palangka Raya, ia dengan tekun menjalankan tugasnya, bersamaan dengan impian menjadi seorang penulis setelah pensiun nanti.
Bagi Mugeni, menulis bukan sekadar hobi. Melainkan kebutuhan untuk menyampaikan pemikiran dan emosi, serta mengasah kecerdasan dalam bermain dengan kata-kata.
Selama masa jabatannya sebagai penjabat Bupati, Mugeni menjadi sosok yang dekat dengan penduduk. Ia bahkan naik perahu dayung sendiri dalam perjalanan keliling daerah, sebuah simbol kesederhanaan dalam pelayanan masyarakat.
Mugeni adalah contoh nyata bahwa kehidupan yang penuh dengan kreativitas, kesederhanaan, dan ketekunan dapat menghasilkan kisah yang luar biasa. Ia adalah seorang penulis, akademisi, dan pelayan masyarakat yang menyentuh hati banyak orang dengan kisah hidupnya yang inspiratif.
Baca Narasi Tentang Dayak Untuk Branding Dan Untuk Hidup
Mugeni, seorang pria dengan semangat dan dedikasi luar biasa, telah memberikan perhatian yang luar biasa terhadap literasi dan dunia penulisan. Sejak menjabat sebagai Bupati Barito Selatan dan Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah, ia telah menjadi teladan bagi segelintir individu yang peduli akan pentingnya literasi.
Salah satu contoh nyata dari komitmennya terhadap literasi adalah ketika Mugeni membiayai riset dan mendorong peluncuran buku kumpulan cerpen yang berjudul Tajung Puting dalam Cerpen. Buku ini merupakan hasil karya dari 15 pengarang Dayak yang terinspirasi oleh lingkungan dan budaya mereka. Upaya ini tidak hanya mengangkat kekayaan kreativitas lokal, tetapi juga memperkuat minat dan kecintaan pada literasi di komunitasnya.
Selain itu, pada hari perkawinan anaknya, Mugeni mencetak 2.000 buku dengan judul yang unik, Yang Muda Bercinta, yang Tua Bertobat. Langkah ini menunjukkan bahwa Mugeni melihat pentingnya menyebarkan pesan positif melalui literasi dalam momen-momen penting dalam kehidupan.
Tidak hanya sebagai seorang penulis, Mugeni juga aktif sebagai Ketua Komunitas Penulis Literasi Dayak di Kalimantan Tengah. Dalam komunitas ini, ia dan anggota lainnya aktif berdiskusi dan bertukar pikiran. Mereka menciptakan wadah untuk mengembangkan bakat penulisan dan berbagi ide-ide mereka, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan literasi di kalangan masyarakat Dayak.
Mugeni adalah contoh nyata bagaimana seseorang dengan semangat dan dedikasi dapat menjadi agen perubahan dalam meningkatkan literasi dan menginspirasi orang lain untuk mengejar kecintaan terhadap dunia penulisan.*)