Pitalis Mawardi : Pantang pulang sebelum Ph.D.

Naik Dango, Kanayatn, Dayak, Saham, Pitalis Mawardi, IKIP PGRI

  • Pitalis Mawardi.

Pitalis Mawardi.

Dua patah saja namanya. Namun, bernas isinya. Ia bagai padi di huma. Yang tak banyak diketahui bagaimana tumbuh-kembangnya. Namun, pada masanya, panen raya. 

Sekian lama "menghilang" di belantara literasi Kalimantan Barat, diam-siam, rupanya ia menimba ilmu. Meski di negeri tetangga, Malaysia, toh tetap tersemat rasa bangga. Ia bertekad, sebelum berhasil meraih gelar Ph.D., belum mau pulang. 

Agaknya, ia menerapkan moto "Pantang pulang sebelum Ph.D.

Di tengah semangat mengajar, terbit cahaya inspirasi dari dosen Dayak yang patut kita acungi jempol. Mereka tidak hanya mengajarkan, tetapi juga meneliti dan berbagi melalui publikasi. 
Baca Industri Buku Pada Era The New Media

Saat ini, menjadi dosen tidak hanya sebatas mengajar, tetapi juga tentang berkontribusi dalam penelitian yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Mereka mengajarkan bahwa ilmu memiliki dimensi praktis, yang mampu menyelesaikan permasalahan dan menjawab kebutuhan nyata masyarakat.

Dalam era persaingan yang semakin kompleks, dosen Dayak memiliki tantangan besar. Mereka perlu berkompetisi dalam berbagai bidang, termasuk produktivitas penelitian yang berdampak positif bagi masyarakat lokal. 

Penelitian adalah alat untuk mengurai benang kusut masalah dan membawa solusi yang membantu memajukan masyarakat. Dosen Dayak menjadi pionir dalam membuktikan bahwa ilmu tidak hanya ada dalam dunia akademis, tetapi juga harus mampu meresap ke dalam kehidupan sehari-hari.

Pitalis Mawardi, dengan meneliti, menulis, dan publikasi; sedang membangun jalan lempang menuju profesor!

Saat ini, menulis dan mempublikasikan karya ilmiah sudah menjadi tuntutan bagi para dosen di perguruan tinggi. Terkadang, fokus dosen lebih tertuju pada pengajaran, sehingga penting bagi mereka untuk mengembangkan kemampuan penelitian dan publikasi. Konsep Tridarman Perguruan Tinggi mendorong agar penelitian, pengajaran, dan pengabdian pada masyarakat dilakukan secara seimbang.

Bagi dosen, kum (angka) kredit dari buku ber-ISBN adalah 40. Syarat seorang dosen meraih jenjang jabatan akademik (JJA) tertinggi, profesor saat ini bahwa ia Doktor (S-3). Pitalis Mawardi, dengan meneliti, menulis, dan publikasi; ia membangun jalan lempang menuju profesor!
Baca artikel terkait Artificial Intelligence Berpotensi Meningkatkan Kualitas Dan Produktivitas Penulis Dayak

Sebagai contoh nyata, Pitalis Mawardi, seorang dosen di IKIP PGRI Pontianak, telah memahami kewajiban ini. Ia menulis buku berdasarkan penelitian mengenai budaya Naik Dango yang ada dalam masyarakat Dayak Kanayant. Buku ini membahas asal usul, makna, dan signifikansi dari budaya Naik Dango serta mungkin juga menjelaskan detil prosesi upacaranya.

Manusia, sebagai mahakarya Tuhan, diberkahi dengan akal budi dan hati nurani. Dengan anugerah ini, manusia dapat mengelola sumber daya alam dan lainnya untuk menciptakan peradaban yang maju. Kehebatan manusia tidak hanya terletak pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakannya, tetapi juga pada adab dan budaya yang dijunjung tinggi.

Penulis telah melakukan penelitian tentang budaya Naik Dango yang ada dalam masyarakat Dayak Kanayant di Desa Saham, Kalimantan Barat. Setiap tahun, upacara Naik Dango menarik perhatian banyak pengunjung. Acara ini diadakan di rumah betang Saham dan dihiasi dengan berbagai hiburan untuk meriahkan suasana.

Desa Saham sendiri adalah bagian dari kecamatan Sengah Temila. Dengan luas lahan 17,581, desa ini ditempati oleh 791 keluarga dan memiliki jumlah penduduk sekitar 3971 jiwa. Masyarakat Saham memiliki tradisi hidup yang harmonis dan damai, menjadi contoh penting dari bagaimana sebuah masyarakat bisa menjaga adab dan budaya.
Baca artikel terkait ini Menjawab Tantangan Suku Dayak

Melalui penelitian tentang budaya Naik Dango ini, tujuannya adalah untuk memperkenalkan, memahami, mencintai, dan melestarikan budaya ini. 

Dengan menerbitkan buku hasil penelitian, diharapkan kontribusi terhadap pemahaman akan identitas bangsa dapat ditingkatkan. Buku ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu sumber yang memperkaya wawasan mengenai budaya Indonesia dalam konteks yang lebih luas.

Buku ini memaparkan penelitian tentang budaya Naik Dango dalam masyarakat Dayak Kanayant di Desa Saham, Kalimantan Barat. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan, memahami, mencintai, dan melestarikan warisan budaya Indonesia.

Penulis dan karyanya
Pitalis lahir di Engkadin, Nanga Tayap, Ketapang. Pendidikan dasar diselesaikan pada 1994, dilanjutkan ke SMP pada 2000 dan SMA di Nanga Tayap pada 2003. S-1 di STKIP-PGRI Pontianak (2007) dan S-2 di Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (2011). Gelar S-3 dari Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia, 2022.

Spesialisasi Pitalis adalah Pendidikan Geografi dan Manajemen Lingkungan Hidup. Dosen tetap di IKIP PGRI Pontianak sejak 2009, jenjang jabatan akademik (JJA) adalah Lektor. Aktif memberi pelatihan dan bimbingan tentang kearifan lokal, budaya, geografi, dan penulisan karya ilmiah.

Pada saat momok bagi banyak dosen yang berkeinginan untuk naik jenjang jabatan akademik (JJA) adalah publikasi hasil penelitian mereka di jurnal-jurnal bereputasi internasional, entah itu jurnal yang terindeks di Sinta atau yang masuk dalam basis data Scopus. Ini adalah langkah penting untuk mengukur dan meningkatkan kualitas akademik seseorang. Akan tetapi, dalam kasus Pitalis, hambatan ini tampaknya tidak berlaku. Ia adalah seorang penulis yang tahu persis apa yang ingin ia capai.

Pitalis telah menetapkan pandangan yang jelas mengenai karir akademiknya. Ia menyadari bahwa salah satu jenjang jabatan akademik (JJA) yang diincar adalah Lektor, dan langkah berikutnya adalah mencapai posisi Lektor Kepala. Saat ini, syarat untuk mencapai jabatan Profesor adalah memiliki gelar S-3. Meskipun jalan menuju posisi Profesor mungkin tampak jauh dan berliku, Pitalis telah memutuskan untuk mengambil tantangan ini dengan tekad yang kuat.

Pitalis adalah contoh nyata bahwa meskipun syarat-syarat untuk mencapai jabatan akademik tertentu mungkin sulit, dengan dedikasi dan keinginan yang tulus, seseorang masih dapat mencapai tujuannya. Ia telah meniti jalan lempang menuju jabatan Profesor, dan kesuksesannya akan menjadi inspirasi bagi banyak orang di dunia akademik yang mungkin menghadapi hambatan serupa.

Di bidang literasi, Pitalis punya portal media daring borneostreet.id dan Penerbit Putra Pabayo Perkasa.

Pitalis berpengalaman melatih penulisan karya ilmiah bagi 3.000 guru dan dosen di Kalimantan Barat.

Buku yang dipublikasikan:

  1. Karya Tulis Ilmiah: Panduan Praktis Bagi Guru (2019)
  2. Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian Tiandakan Sekolah dan Best Practice (2019). 
    Nilai Kearifan Lokal Upacara Adat Naik Dango Sebagai Civic Culture Dayak Kanayant
    (2019).
  3. Nilai Kearifan Lokal Upacara Adat Naik Dango Sebagai Civic Culture Dayak Kanayant (2019).

Pitalis Mawardi menjadi contoh bagi banyak orang. Kisah hidupnya mengajarkan kita tentang tekad, ketekunan, dan pentingnya pendidikan dalam mencapai tujuan. 

Ia adalah bukti bahwa meskipun awalnya sederhana, kita semua memiliki potensi untuk meraih hal-hal besar dalam hidup, asalkan kita tidak pernah menyerah.*)

LihatTutupKomentar