Literasi Dayak: Yansen Motor, Masri Roda tapi Anggota yang Menjalankannya

Yansen, Masri, Literasi Dayak, kanal berita dan informasi, WAG

Tangkapan layar wajah media digital Literasi Dayak.

"Ayo kita bikin komunitas literasi Dayak!" kata Dr. Yansen. Itu terjadi sekitar tahun lalu (2022). Akan tetapi, gagasan lelaki kelahiran Pa' Upan tahun 1960 itu baru bisa "menjadi" awal tahun 2024.

Berawal dari WA Grup (WAG) yang diberi nama "Literasi Dayak". Logonya sederhana waktu itu. Yakni seekor burung enggang, simbol kecerdasan, ketangkasan, ketulusan, serta tingginya ilmu sedang terbang di angkasa lepas sedang mencengkeram buku.

Kemudian, Yansen mengusulkan logo perlu diremajakan. Belum final seperti yang Anda saksikan. Masih berporoses. Sampai bila proses itu selesai? "Sampai jadi!" kata Yansen.

Di dalam arus perubahan, kata Mills, memang mesti ada satu dua motor penggerak. Motor utama Literasi Dayak ini jelas: Dr. Yansen TP, M.Si. Masri roda kedua yang digerakkannya. Sedangkan anggota menjalankannya yang membuat kendaraan itu tetap hidup dan terpelihara. Sedangkan supirnya adalah para pengelola dan pembina.

Sedemikian rupa, bagai "roda gila" yang bisa mulai bergerak dan berputar, namun tidak bisa untuk berhenti. Itulah hakiki dari organisasi. Yakni tiap organ, bagian-bagiannya, berjalan dengan baik dan melaksanakan fungsinya.

Demikianlah tamsil untuk Literasi Dayak. Telah bergerak dan berputar.

Maka kini. Selain ada WAG yang anggotanya hampir 300. Kami pun hadir di kanal berita dan informasi digital yang diberi nama sama: Literasi Dayak.

Apa dan bagaimana misi serta tujuannya?

Motor utama Literasi Dayak ini jelas: Dr. Yansen TP, M.Si. Masri roda kedua yang digerakkannya. Sedangkan anggota menjalankannya yang membuat kendaraan itu tetap hidup dan terpelihara. Sedangkan supirnya adalah para pengelola dan pembina.

Anda dapat mengetahuinya di:
Baca About

Di situ terbaca yang yang demikian ini tentang kanal berita dan informasi kita ini:

LiterasiDayak adalah kanal berita dan informasi masyarakat suku bangsa Dayak. Etnis yang diakui dunia sebagai indigenous people of Borneo yang populasinya hari ini ditengarai tidak kurang dari 8 juta jiwa.

Etnis Dayak yang mendiami tanah Borneo atau Kalimantan menyimpan banyak sekali cerita sejarah dan budaya, serta potensi alam yang indah dan keanekaragaman hayati yang belum bayak terekspos ke dunia luar. Selain itu, khasanah pustaka yang telah, yang sedang, dan yang akan terbit terkait topik Dayak; perlu untuk untuk digali, dikaji, serta dibagi agar semakin banyak orang dapat mengaksesnya dan menjadi literat. 

Dalam konteks itulah maka kami meneguhkan slogan, "Dayak menulis dari dalam". Dalam sebagai "orang dalam" Dayak maupun "dalam" dalam arti tuntas, detail, informatif, berguna serta benar dari segi materi.

Kanal berita dan informasi LiterasiDayak didirikan oleh para tokoh dan pegiat literasi, antara lain Dr. Yansen TP, M.Si., Masri Sareb Putra, M.A., Matius Mardani, M.Pd., Damianus Siyok, Gat Khaleb, Agustina, Tirusel STP, Lio Bijumes,  dan Marli Kamis. Kualitas gizi menu sajiannya diawasi oleh editor dan para pendiri.

Untuk menghindari ketinggalan informasi, kami sarankan untuk selalu mengupdate atau menanyakan langsung kepada admin blog ini melalui halaman kontak yang telah kami sediakan.

LihatTutupKomentar