Deklarasi Literasi Dayak

Deklarasi. Adalah pernyataan. Atau keterangan. Yang dirumuskan secara ringkas dan bernas. Lazimnya, isu atau konten yang dinyatakan dalam Deklarasi secara luas dan terbuka terkait dengan suatu hal yang menjadi kepedulian, belarasa, serta sesuatu yang diperjuangkan atau dibela.

Deklarasi bukan pernyataan biasa. Akan tetapi, pernyataan yang secara eksplisit menyatakan tekad, kehendak, sikap. Agenda aksi yang akan dilakukan. Dan dijadikan.

Pada awal Mei 2023. Dibikin wadah media lebih luas. Jagad digital, sesuai jiwa dan perkembangan media teranyar. Literasi Dayak menemui takdirnya, sebagai media komunikasi, informasi, edukasi, dan hiburan sehat bagi masyarkat bangsa dunia, utamanya penduduk asli Borneo. Yang dahulu kala iliterasi, dalam banyak bidang, namun kini telah berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lainnya di muka bumi ini.

Demikianlah Deklarasi Literasi Dayak ini. Para deklarator paham betul apa yang mereka lakukan. Konsep dan tujuannya jelas-tegas. Seperti terbaca dalam preambul dan butir-butir deklarasi.

Sebelum dibacakan, dan disiarkan secara terbuka dan luas, Deklarasi yang dirancang para deklarator ini didiskusikan terlebih dahulu. Seru prosesnya. Terjadi bukan saja diskusi, melainkan silang pendapat. Suatu cara biasa para cendekiawan menempuh jalan dialektika dalam ilmu.

Maka Deklarasi Literasi Dayak adalah jiwanya para pekerja-kata, pegiat, dan tokoh literasi Dayak. Yang tak lama, setelah Deklarasi dikumandangkan, terhimpun dalam sebuah grup WA penuh dinamika: Literasi Dayak. Anggota WAG ini menghimpun seluruh pegiat, tokoh, dan pendekar literasi seluruh negeri Borneo yang terdiri atas 3 negara: Indonesia, Malaysia, dan Bruei Darussalam.

Lalu pada awal Mei 2023. Dibikin wadah media lebih luas. Jagad digital, sesuai jiwa dan perkembangan media teranyar. Literasi Dayak menemui takdirnya, sebagai media komunikasi, informasi, edukasi, dan hiburan sehat bagi masyarkat bangsa dunia, utamanya penduduk asli Borneo. Yang dahulu kala iliterasi, dalam banyak bidang, namun kini telah berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lainnya di muka bumi ini.

Terbaca di akhir narasi Deklarasi: Batu Ruyud. Di manakah tempat itu? Silakan Googling! Siapa menyangka, hal besar dilahirkan dari tempat terpencil di Dataran Tinggi Borneo yang beberapa tahun lalu belum terdeteksi, apalagi tertera dalam peta. Misalnya, tempat ini berhasil melahirkan buku Hidup bersama Allah Jadi Produktif (Bhuana Ilmu Populer, 2020: 388 halaman) yang tercatat mendapat rekor MURI, ditulis oleh anggota keluarga terbanyak: 29.

Bukti nyata. Kata-kata dari Dr. Yansen TP, M.Si. ini benar. Bahwa tempat tidak mengubah kita. Tapi kitalah yang mengubah tempat. *)

LihatTutupKomentar